Teori Asal Usul Tata Surya
Bumi kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun
yang lalu bersamaan dengan terbentuknya satu sistem tata surya yang
dinamakan keluarga matahari . Banyak hipotesis tentang asal-usul tata
surya telah ditemukan para ahli , diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Hipotesis nebula (teori Kabut )
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775, kemudian
disempurnakan oleh Simon de Laplace pada tahun 1796, hipotesis ini lebih dikenal hipotesis nebula
Kant-Laplace. Hipotesis nebula ini terdiri dari beberapa tahap.
- Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar
- Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan
kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian
membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk
menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai
planet, bergerak mengelilingi matahari.
- Materi-materi tersebut tumbuh makin besar
dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam
satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari
Gambaran proses hipotesis
nebula yang merupakan salah satu teori yang di yakini para ahli fisika
dapat menjelaskan asal usul tata surya
B. Hipotesis Planetisimal dan Pasang Surut Bintang
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukaan oleh Thomas C.
Chamberlain dan Forrest R Moulton pada tahun 1900. Hipotesis ini
menyatakan bahwa pada mulanya tata surya berupa matahari saja. Pada
suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan
matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi
tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua
bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada
bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi
terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang.
Materi-materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk
gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal
lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet
yang mengelilingi matahari.
Pada tahun 1917 James Jean dan Herold mengemukakan teori yang
hampir mirip dengan teori planetisimal yang biasa disebut teori pasang
surut. Teori ini menyatakan bahwa sejak awal memang sudah ada dua
matahari, gaya gravitasi salah satu matahari mengakibatkan materi
matahari yang lain sedikit-demisedikit meninggalkan permukaannya,
selanjutnya terbentuklah planet-planet.
C. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi dikemukakan oleh GP.Kuiper pada tahun 1950.
Hipotesis ini menyatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut
raksasa. Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini
berputar pada porosnya sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke
luar, sedangkan bagian yang berat berkumpul di pusatnya membentuk sebuah
cakram mulai menyusut dan perputarannya semakin cepat, serta suhunya
bertambah, akhirnya terbentuklah matahari.
Bagian tepi cakram yang berupa gas
dan debu mulai bertarikan, sehingga terbentuk gumpalan.
Gumpalan-gumpalan ini disebut protoplanet yang lambat laun makin dingin
dan padat yang pada akhinya membentuk planet
A
D. Hipotesis Big Bang
Big Bang adalah istilah untuk menggambarkan suatu
ledakkan yang sangat besar. Beberapa ilmuan percaya bahwa tata surya
kita ini dulunya merupakan suatu bintang yang ukurannya sangat besar.
Dalam kurun waktu beberapa juta tahun, umur bintang tersebut habis dan
meledak.
Ledakkan yang ditimbulkan sangatlah dahsyat karena ukuran dan energi yang dimiliki bintang tersebut. Ledakannya setara dengan 5 x 1025 kali
kekuatan bom nuklir sebesar 1 ton. Partikel – partikel yang terlontar
akibat ledakkan tersebut menyatu dan memadat akibat gaya gravitasi dan
energi dari ledakkan tersebut. Dan jadilah benda – benda langit seperti
yang kita ketahui sekarang.
E. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar dikemukakan oleh Fred
Hoyle pada tahun 1956. Hipotesis ini menyatakan bahwa pada awalnya tata
surya berupa dua bintang yang berukuran hampir sama dan letaknya
berdekatan. Dari kedua bintang tersebut, dengan salah satunya belum
stabil. Pada bintang yang tidak stabil ini suatu saat terjadi reaksi
yang sangat cepat sehingga menghasilkan energi berupa panas, dan
akhirnya bintang tersebut meledak menjadi serpihan-serpihan kecil.
Serpihan-serpihan tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi bintang
yang tidak meledak dan mulai bergerak mengelilinginya. Karena adanya
gaya gravitasi serpihan yang letaknya berdekatan bergabung sedikit demi
sedikit dan akhirnya membentuk planet, dan terbentuklah susunan tata
surya.
Dalam Tata Surya, terdapat sembilan
planet besar dengan 61 satelit dan asteroid yang tak terhitung
jumlahnya, semuanya berevolusi mengelilingi satu bintang yang bernama
matahari. Matahari terletak di pusat Tata Surya.
Sembilan
planet ini, yang merupakan bagian dari Solar system (Tata Surya),
saling berevolusi mengelilingi matahari dalam sebuah keteraturan. Mari
kita ingat kembali nama-nama planet dari yang terdekat dengan matahari: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Jadi, bumi kita adalah planet ke-tiga dari matahari.
Setiap
planet di Tata Surya memiliki ciri-ciri yang berbeda. Suhu pada
beberapa planet cukup tinggi untuk meleburkan sesuatu. Sedangkan ada
diantaranya yang permukaannya tertutup oleh es. Beberapa planet hampir
seluruhnya terdiri atas gas. Bahkan beberapa planet berukuran kecil
seperti bulan.
Terdapat hubungan yang sangat harmonis antara satelit dengan induknya.
(Dalam astronomi, induk adalah sesuatu yang benda lain berkeliling
terhadapnya. Matahari adalah induk dari bumi, bumi adalah induk dari
bulan). Planet menarik satelit-satelitnya. Satelit juga mengimbangi
tarikan tersebut. Tanpa kesetimbangan tersebut, satelit akan menumbuk
planet atau pecah dan menghilang angkasa.
Singkatnya,
jika bulan berotasi lebih lambat, ia akan tersedot bumi dengan
kecepatan sangat tinggi. Ini akan menjadi akhir kehidupan bumi. Dan jika
ia berotasi lebih cepat, ia akan menjauh dari bumi dan tak menjadi
satelit bumi lagi.
Sekarang mari kita amati matahari, pusat Tata Surya kita.
Matahari
Matahari
adalah benda langit terbesar di Tata Surya. Ia terdiri atas gas yang
sangat panas dan berpijar. Setiap detik, terjadi ledakan diseluruh
permukaannya, matahari sendiri merupakan bom nuklir yang sangat besar. Ledakan di permukaannya sama dengan energi yang dipancarkan oleh jutaan bom atom. Mereka menghasilkan kobaran-kobaran api yang besarnya 40 hingga 50 kali besar bumi.
Matahari
bagaikan bola api yang memancarkan panas dan cahaya yang sangat kuat
dari permukaannya. Jika tidak ada matahari, sepanjang hari akan gelap,
dan permukaan bumi akan tertutup es. Yang pasti, tidak akan ada
kehidupan di bumi ini.
Gaya Tarik Gravitasi Matahari
Benda
langit yang tak terhitung jumlahnya bergerak teratur secara sempurna
tanpa saling bertubrukan karena Allah menempatkan mereka ke dalam
orbitnya dengan tepat. Orbit adalah lintasan sebuah planet atau komet
ketika berevolusi terhadap matahari. Tak satu pun planet yang berhenti
mengikuti lintasan ini kecuali hilang di angkasa raya. Semua ini karena planet-planet mengalami gaya gravitasi matahari.
Ketika kamu membaca tulisan ini, bumi kita bergerak dalam orbitnya
dengan kecepatan 108,000 kilometer (700,000 mil ) per jam mengelilingi
matahari. Penjelasan berikut mungkin dapat membantumu membayangkan
kecepatannya yang dahsyat: kecepatan maksimal sebuah mobil kira-kira 200
kilometer (125 mil) per jam. Artinya kecepatan rotasi bumi mengelilingi matahari adalah 540 kali kecepatan mobil.
Contoh lain adalah sebuah peluru bergerak 1,800 kilometer (1,100 mil)
per jam. Kecepatan rotasi bumi mengelilingi matahari adalah 60 kali
kecepatan peluru.
Karena
tingginya kecepatan bumi, gaya tarik gravitasi matahari menjadi sangat
penting. Jika matahari mengurangi kekuatan gravitasinya, kita akan
melayang-layang di angkasa bersama bumi kita. Hal ini akan mengakhiri
keberadaan bumi.
Selain
itu, tidak hanya matahari yang memiliki gaya tarik gravitasi.
Planet-planet di Tata Surya juga memiliki gaya gravitasi
sendiri-sendiri. Misalnya, gaya gravitasi bumi terhadap bulan. Karena
gaya gravitasi ini, bulan terus berada pada jarak tertentu. Karenanya,
bumi tidak bertabrakan dengan bulan. Tak diragukan, Allah dengan
KekuasaanNya yang maha luas telah mencegah Bulan menimpa Bumi.
Ada
gaya gravitasi lain yang mirip dengan matahari, yang khusus dirancang
untuk kehidupan manusia. Ia adalah gaya gravitasi bumi yang memberi kita
berat badan. Gaya gravitasi, yang kita ketahui sebagai berat badan
kita, membuat kita tetap berada di muka bumi dengan kemampuan berjalan
dan berlari dengan mudah tanpa melayang ke angkasa.
Masih
ada satu hal penting lain mengenai gravitasi: Gravitasi tidak boleh
melebihi ataupun kurang dari yang seharusnya. Jika kurang, kamu akan
berjalan di udara, dan tak mampu menyentuh lantai dengan kakimu. Kamu
tak akan bisa bergerak seperti yang kamu mau; kamu selalu melayang dari
satu tempat ke tempat lain, akan memantul ketika melangkah dan
menjejakkan kaki di langit-langit. Jika gaya gravitasi lebih besar, kamu
tak akan mampu berjalan karena kamu terperosok ke dalam tanah. Maka,
kamu hanya akan bisa merangkak pelan sepanjang jalan.
Planet
Telah disebutkan sebelumnya bahwa planet adalah benda langit yang berevolusi mengelilingi bintang.
Dibagian ini, akan kita amati planet-planet di tata surya dimana bumi
kita berada. Jika kita menganggap bahwa tata surya adalah lingkaran,
matahari tepat di tengahnya.
Mendekati matahari, kita akan menjumpai Neptunus.
Planet ini juga sangat dingin; suhu permukaannya sekitar -218°C
(-360°F). Atmosfernya mengandung gas yang beracun bagi manusia.
Disamping itu, badai yang kecepatannya mencapai 2.000 kilometer (1,250
mil) per jam bertiup di permukaannya.
Bergerak kembali ke matahari, di tengah-tengah lingkaran, kita temui Uranus. Uranus adalah planet terbesar ke-tiga di Tata Surya. Suhunya -214oC (-353oF),
berarti planet ini sudah cukup dingin untuk membekukan kita dalam
sedetik. Atmosfirnya mengandung gas beracun yang tentunya tidak akan
memberikan kehidupan.
Jika perjalanan kita teruskan ke arah matahari, akan kita jumpai Saturnus. Ia adalah planet terbesar kedua dalam tata surya,
dikenal dengan cincin yang melingkarinya. Cincin ini terbuat dari gas,
batu-batuan, dan es. Suhu planet ini sekali lagi tidak sesuai bagi
kehidupan manusia: -178°C (-288°F).
Semakin mendekati matahari, kita berjumpa dengan Jupiter, planet terbesar dalam Tata Surya. Jupiter adalah planet yang besarnya 11 kali planet bumi. Keadaan planet ini pun tidak sesuai untuk hidup, dan merupakan tempat yang sangat dingin.
Setelah Jupiter adalah Mars. Mars adalah planet mati yang tidak pernah dibandingkan dengan bumi.
Tidak ada kehidupan di Mars. Ada beberapa alasan: Pertama, atmosfir
Mars merupakan campuran mematikan yang mengandung karbon dioksida pekat.
Kedua, tak ada air disana. Ketiga, suhu di Mars sekitar -53oC (-63oF). Terakhir, terdapat angin yang sangat kuat serta badai pasir yang terjadi setiap saat.
Planet
biru yang muncul setelah Mars adalah Bumi. Kita akan membicarakannya di
bab terakhir buku ini. Sementara itu, ingatlah anak-anakku, Bumi adalah
satu-satunya planet yang memungkinkan bagi adanya kehidupan.
Semakin
dekat ke matahari, pencarian kita akan sampai di planet Venus. Venus
merupakan bintang paling terang setelah matahari dan bulan. Karena
itulah, manusia telah mengenalnya sejak lama. Meskipun planet-planet
yang sama jauhnya dengan Venus juga telah dikenal oleh manusia, Venus
memiliki terang yang tak tertandingi baik pada waktu pagi maupun malam.
Kebalikan dari planet-planet lain, Venus sangat panas. Suhu
permukaannya mencapai 450oC (840oF), cukup
untuk meleburkan segala sesuatu. Ciri lain dari Venus adalah ketebalan
atmosfirnya yang terdiri atas lapisan karbon dioksida. Selain itu,
atmosfir Venus memiliki lapisan asam setebal beberapa kilometer. Tidak
ada satupun makhluk hidup yang dapat hidup disana walau sedetik.
Kita tinggalkan Venus, kita temui Merkurius,
planet yang paling dekat dengan Matahari. Rotasinya sangat lambat
karena dekat dengan matahari sehingga planet tersebut hanya membuat tiga
putaran penuh selama dua kali berevolusi mengelilingi matahari. Inilah
mengapa salah satu sisi Merkurius sangat panas sedangkan sisi lainnya
sangat dingin. Perbedaan malam dan siang pada Merkurias sebesar 1,000oC (1,800oF). Tentu saja lingkungan seperti ini tak mendukung adanya kehidupan.
Perjalanan
kita sejauh ini menunjukkan bahwa selain bumi, tak ada satupun planet
di Tata Surya yang memungkinkan bagi kehidupan. Semuanya tidak memiliki
kehidupan dan tak berpenghuni. Namun, Bumi kita adalah planet yang
menyediakan segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup. Dengan hijaunya
hutan dan birunya laut, ia nampak sangat cantik dari angkasa. Astronot
pertama yang sampai di bulan kagum oleh pemandangan penuh warna dan
cerah yang dimiliki bumi kita.
Benda Langit Lainnya
Benda langit lain di Tata Surya adalah komet, asteroida, dan meteorit.
Semuanya adalah benda-benda langit yang tersisa dari nebula ketika
pembentukan Tata Surya empat sampai enam milyar tahun yang lalu.
- Komet terbentuk
dari gas dan debu-debu terpadatkan. Kadang-kadang, orbitnya membawa
mereka mendekati matahari. Ketika komet mendekati matahari, permukaannya
menjadi menguap karena panas. Penguapan ini menimbulkan cahaya terang.
Bola besar dari gas dan debu muncul disekitar inti. Bola gas dan debu
ini disebut “coma.” Terdapat juga ekor gas dan debu yang terhubung ke
“coma”.METE
Meteor adalah
batu-batuan di angkasa. Biasanya, mereka teramati di antara orbit Mars
dan Yupiter. Beberapa diantara mereka, diameternya mencapai 1,000
kilometer (620 mile).
Meteorit adalah
benda langit padat yang jatuh ke bumi dari angkasa. Kepingan batu, atau
campuran batu dan besi, terpisah dari meteor atau komet. Misalnya suatu
ketika bumi melintasi awan debu yang tersisa dari komet, benda dalam
awan debu tersebut akan terbakar di atmosphere. Mereka terbakar ketika
memasuki atmosfer bumi dan meninggalkan garis terang cahaya di langit.
Inilah yang dinamakan meteor. Kadang-kadang, jika mereka tidak habis
terbakar, meteor akan menumbuk bumi. Meteor-meteor yang dapat mencapai
bumi dinamakan aerolit atau meteorit.
Renungkanlah
satu hal penting di sini: meteor yang mencapai atmosphere kadangkala
bisa sampai di bumi. Saat mereka jatuh, kerusakan yang diakibatkannya
berbeda-beda, tergantung pada besarnya. Bumi kita sangat mungkin
kejatuhan meteor setiap saat, akan tetapi Allah telah menciptakan mereka
secara khusus sehingga mereka selalu terbakar dan musnah di atmosphere
sehingga tidak membahayakan kita. Allah melindungi kita dengan
menunjukkan kemurahan dan kasih sayangNya.
Sumber :
-http://learnwithedo.wordpress.com/2008/03/21/sistem-tata-surya-alam-semesta/
- http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMP/Fisika/Sistem%20Tata%20Surya/
-http://lordridho.wordpress.com/sains-dan-lingkungan/asal-usul-tata-surya/